Silahkan Pilih Background Warna Sesuai Keinginan Kamu :

Indentifikasi Diferensiasi & Stratifikasi Sosial pada Pedesaan Sekitar Surakarta Jawa Tengah

Kuis Take Home Sosiologi Pertanian Modul 6 & 7, Kelas C Agribisnis 2014.


Nama          : MUH. DIQQI SAIFULLOH
NIM           : 145040100111114
Kelas          : C
Prodi           : Agribisnis


Jurnal bisa download disini

A. MODUL 6
1.    Identifikasi & jelaskan situasi kondisi umum desa tersebut, meliputi data dan informasi yang ada pada jurnal acuan! (dapat meliputi keadaan ekonomi, pendidikan, kepemilikan lahan dll)

Dari jurnal tersebut kondisi desa di sentra industri kecil di pedesaan sekitar Surakarta Jawa Tengah seperti desa pada umumnya namun di desa tersebut terjadi alih profesi yang dulunya masyarakat desa tersebut bermatapencarian sebagai petani berpindah sebagai pengerajin kecil. Hal tersebut terjadi karena terbatasnya pekerjaan di sektor pertanian. Terbatasnya lahan pertanian juga menjadi factor alih profesi tersebut.

Dalam keadaan ekonomi masyarakat desa tersebut terbagi menjadi beberapa profesi yaitu:
Pertama buruh pengrajin mereka ini adalah orang yang bekerja dan mendapatkan upah yang berasal dari pengrajin. Upah yang di berikan oleh pengrajin setiap hari tetapi dibayarkan setiap akhir minggu. Kebanyakan mereka juga merupakan petani yang mencari pekerjaan sambilan untuk menambah penghasilan. Dalam status sosial ini buruh pengrajin memiliki status ekonomi yang paling rendah di desa ini.

Kedua pengrajin pekerja mereka ini adalah orang yang memiliki usaha kecil yang di gunakan untuk mencari nafkah. Dalam hal ini mereka memperkerjakan buruh pengrajin. Mereka biasanya menjual keliling hasil industrinya di desa tersebut atau melayani pesanan sebagai pemasok bahan mentah kepada show room pemesan, sehingga perekonomian pengrajin kecil ini lebih baik daripada buruh pengrajin di desa ini.

Pengrajin pengusaha mereka ini merupakan kelompok atau orang yang memiliki usaha yang lumayan besar dengan memiliki banyak buruh pengrajin yang mereka pekerjakan dengan posisi yang berbeda beda sehingga mendapatkan hasil produksi yang lumayan besar untuk di pasarkan. Sehingga mereka memiliki perokonomian yang paling baik di desa ini.

Bagi beberapa orang di desa tersebut kebanyakan hanya tamatan SD dan ditambah dengan pendidikan magang yang menjadi kunci untuk memulai dalam proses alih pekerjaan ini. Tidak ada sekolah khusus yang menyiapkan seseorang menjadi pengrajin/buruh pengrajin, kecuali bahwa proses pendidikan harus dijalaninya secara praktikal dengan orang yang telah terlebih dahulu memulainya dan berhasil
menjalankannya. Waktu magang tidak dapat ditentukan lamanya, dan sangat tergantung pada kemampuan pemagang menyerap pengetahuan yang dipelajarinya dan kemauannya kapan harus meninggalkan pekerjaan magang, jika sekiranya telah ada kesempatan baginya untuk memulai sendiri pekerjaan tersebut.

2.    Sebutkan dan jelaskan faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya diferensiasi & stratifikasi sosial pada daerah tersebut!

Difernsiasi sosialdi desa tersebut muncul karena adanya perbedaan kekayaan/ pemilikan barang, harga diri, dan pekerjaan, yang kemudian mempertajam stratifikasi sosial. Di desa tersebut pengrajin secara keseluruhan lebih tinggi status sosialnya dibandingkan petani. Kepemilikan barang seperti mobil, sepeda motor, TV, rumah yang permanen, dan lainnya yang lebih banyak dimiliki oleh pengrajin, misalnya, menjadi ukuran bagi cara pandang masyarakat membandingkan dua jenis pekerjaan ini.

Dengan banyaknya orang petani/buruh tani yang pindah pekerjaan sebagai pengrajin/buruh pengrajin di desa-desa sentra industri kecil, sehingga masyarakat tersebut menjadi masyarakat yang lebih majemuk. Terjadinya transformasi pekerjaan petani ke pengrajin, telah memperjelas munculnya stratifikasi sosial ( setidaknya dalam kelas pekerja industri kecil itu), yaitu: adanya kelas buruh, kelas pengrajin dan kelas pedagang pengumpul/pengusaha. Ketiga pelapisan tersebut sekaligus membedakan status sosial diantara mereka.


3.    Jelaskan pandangan dan kesimpulanmu mengenai dampak stratifikasi dan diferensiasi sosial yang terjadi pada daerah tersebut!

Dari jurnal tersebut dapat saya simpulkan diferensiasi sosial dan stratifikasi sosial memiliki dampak positif dan negatif. Dampak positifnya adalah menambah motivasi warga untuk bekerja giat, kesempatan belajar berusaha terutama melalui magang, proses kesinambungan belajar, yang didukung oleh pemilikan modal ketrampilan dan modal usaha sebagai pemilikan aset usaha, serta tersedianya pasar yang mau menampung produksinya akan mengantarkan seseorang menjadi pengrajin yang berhasil. Dampak negatifnya terjadinya sekat-sekat pembatas yang terjadi di dalam masyarakat seperti yang mungkin terjadi antara pemilik usaha dan buruh pengrajin yang memiliki status dan kepentingan yang berbeda sehingga memungkinkan terjadinya konflik antara kedua belah pihak.

B. MODUL 7
1.    Deskripsi kegiatan ekonomi dan kedudukan sosial yang ada pada daerah tersebut!

Kegiatan ekonomi  di desa tersebut meliputi pertanian dan perindustrian atau pengerajin. Dalam jurnal tersebut dijelaskan bahwa pada desa tersebut pada awalnya bergantung pada pertanian namun karena pekerjaan sebagai pengerajin lebih menguntungkan dan dianggap lebih tinggi kedudukan sosialnya sehingga para petani tersebut beralif profesi menjadi pengerajin industry kecil. Namun tidak semua petani beralih profesi, masih ada juga buruh tani dan pemilik lahan di desa tersebut. Dari peristiwa tersebut muncul lah berbagai kelompok yang mempunyai kedudukan social yang berbeda terkait kegiatan ekonomi di desa tersebut yaitu:

Buruh pengrajin kegiatan ekonomi yang mereka lakukan adalah bekerja sebagai petani, bekerja sebgai buruh pengrajin pada pemilik usaha dengan upah setiap hari yang di bayarkan setiap akhir minggu dan itupun untuk mengisi waktu luang saat tidak bertani, gaji tergantung pada pemilik usaha terkadang dengan model borongan atau jasa harian, proses buruh pengrajin mereka di sebut dengan magang atau pegawai yang tidak tetap terkadang mereka hanya di bayardengan makan dan tempat tinggal untuk buruh yang berasal dari luar daerah. Sedangkan kedudukan sosialnya buruh pengrajin yan juga sebagai petani merupakan status sosial yang paling rendah, pekerjaan mereka juga merupakan pekerjaan yang berada di tingkat terendah, selain itu mereka harus menghormati pemilik usaha agar mereka memiliki hubungan yang baik dengan pemilik usaha sehingga mereka dapat bekerja dengan baik di dalam usaha itu.
pengrajin pekerja melakuakn kegiatan ekonomi dan memiliki kedudukan sosial sebagai berikut. Dalam perekonomian pengrajin pekerja melakukan usaha dalam industri kecil, dalam proses produksi mereka mengerjakan sendiri ataupun dibantu oleh buruh pengrajin dengan jumlah yang sedikit, proses produksinya menghasilkan produk yang tidak terlu besar karena keterbatasan skala usahanya, dalam hal pemasaran pengrajin pekerja memasarkan produknya secara berkeliling dan terkadang mendapat pesanan dari shoroom yang memburuhkan bahan mentah sehingga dapat dikatakan sebagai pemasok bahan mentah ke industri yang lebih besar. Sedangkan kedudukan sosialnya pengrajin pekerja memiliki kedudukan yang lebih baik daripada buruh pengrajin karena mereka dapat memperkerjakan buruh tani, memiliki status sosial karena pekerjaan mereka lebih baik dan memiliki perekonomian yang baik sehingga kedudukan sosialnya lebih baik daripada buruh pengrajin.

Pengrajin pengusaha memiliki kegiatan ekonomi dan kedudukan sosial yang paling tinggi diantara dua profesi lainnya. Kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh pengarajin pengusaha memiliki usaha yang paling besar diantara yang lainnya, mereka telah menjalin hubungan kerjasama denagn pengusaha lain seperti eksportir dan importir, mereka memiliki modal yang sudah cukup untuk produksi kerajinannya, mereka banyak meperkerjakan buruh pengrajin dan juga menyewakan tanah kepada orang lain untuk usaha. Sedangkan kedudukan sosialnya mereka memiliki status sosial dan jenis pekerjaan yang paling tinggi di desa itu walaupun begitu mereka juga saling menghormati agar memiliki hunbungan yang baik terhadap semua warga desa. Selain itu mereka memiliki peran penting dalam pembangunan perekonomian desa tersebut karena dapat menjadi motivasi bagi warga yang lain untuk memiliki taraf hidup yang tinggi.

2.    Jelaskan pandangan dan kesimpulanmu mengenai kegiatan ekonomi dan kedudukan sosial yang terjadi pada dearah tersebut!


Kegiatan ekonomi dan kedudukan social di desa tersebut dapat disimpulkan yaitu kedudukan social di desa ini dipengaruhi oleh kedudukan ekonomi atau tingkat perekonomian masayrakat itu sendiri. Jadi apabila tingkat ekonomi seseorang itu rendah dengan begitu kedudukan sosialnya rendah pula. Begitu juga sebaliknya apabila tingkat social seseorang itu tinggi maka kedudukan sosialnya ikut tinggi juga. Namun dari peristiwa tersebut terdapat sisi positifnya yaitu masyarakat dapat memotivasi diri untuk lebih bekerja keras agar dapat meningkatkan kedudukan sosialnya di desa tersebu. Walaupun dengan perbedaan kedudukan dan status sosial mereka harus bisa menghormati warga yang lain agar tercapai hubungan yang baik dan kejasama yang saling menguntungkan antara berbagi pihak dan tercapai kehidupan bersama yang rukun dan tenang.

Cara Membuat Notifikasi Ala Lampu LED Blackberry di Android

Salah satu pemikat ponsel pintar Blackberry adalah adanya lampu led yang berada di atas yang berkedip-kedip ketika ada pesan ataupun bbm. Fungsi lampu led ini dirasa penting karena kita tak perlu repot untuk membuka ataupun melihat ponsel, cukup lihat saja apakah lampunya berkedip atau tidak, jika berkedip dan berwarna tertentu maka berarti ada pesan masuk. Meskipun sepele tetapi lampu ini cukup efektif untuk urusan notifikasi dan pengingat pesan.

Cara Membuat LED Blackberry di Android


Dalam ponsel android memang pada umumnya tidak ada lampu notifikasi ponsel Blackberry, memang tidak ada fitur khusus untuk menampilkan notifikasi seperti lampu, karena memang di hardware nya sendiri pun hampir tidak ada yang menyediakan fitur lampu notifikasi. Apalagi di Indonesia rata-rata sudah terbiasa dengan lampu LED notifikasi mirip Blackberry. Namun saya mempunyai solusi jika anda menginginkan lampu notifikasi ini, ya mungkin bukan pemasangan lampu beneran, tapi bisa menggantikan atau mirip dengan notifikasi led ala Blackberry, yaitu dengan menggunakan Aplikasi Android : NoLED

Dalam aplikasi ini apabila ada pesan masuk, layar akan menyala dan bisa memunculkan beberapa icon kecil dalam layar yang fungsinya bisa menjadi notifikasi. Icon kecil ini berupa titik titik berbagai warna yang bisa di atur penempatannya dan apa saja yang bisa muncul. NoLED akan aktif jika ada beberapa notifikasi dari : SMS, Voice Messages, Missed Calls, Google Talk, Charging indicator, Calendar events, Emails, Aplikasi pihak ketiga. Contohnya, Whatsapp, Yahoo Mail and Hotmail.

Dalam Settingan NoLED anda bisa mengatur warna pernotifikasi, penghematan baterai, sampai vibration atau getaran. NoLED bisa anda download dari Google Play Store, untuk size nya sendiri pun tidak akan memberatkan memori anda hanya sekitar 1.3 mb, anda bisa membuat lampu notifikasi sendiri di ponsel Android anda. Namun ada kekurangan untuk aplikasi NoLED yaitu membuat baterai Android anda lebih cepat habis, karena aplikasi nya selalu berjalan di background Android, tapi jika itu tidak memberatkan anda mungkin NoLED bisa jadi aplikasi yang cocok untuk mengingat kembali lampu Led Blackberry di ponsel Android anda.

Cintailah Seseorang Yang Membuatmu Semakin Baik

Jika hati adalah istana,maka cinta adalah singgasananya..
Jika ketulusan adalah mahkota,maka kesetiaan adalah piala terindah..

Jika kasih sayang adalah raja,maka senyuman adalah tahta..

Semua orang bisa memberikan cinta namun tidak semua orang bisa memberikan kesetiaan,karena banyak cobaannya

Dengan memiliki kesetiaan terhadap Allah, niscaya kita akan setia pula terhadap makhluk-Nya.

Karena ajaran dari Allah itu luhur dan mulia termasuk merasa cukup dengan apa yang menjadi bagian kita.

Di samping keimanan,ketakwaan dan akhlaq mulia,tiga hal penting dalam hidup adalah;

KELUARGA,SAHABAT dan CINTA.Jika dirimu tidak mempunyai keluarga maupun sahabat,engkau masih punya cinta untuk mendapatkan sahabat dan keluarga.

Cinta itu sebenarnya tidak buta bagi yang memahami hakekatnya karena dia adalah anugerah yang murni dan mulia dari Allah Sang Maha cinta.

Cinta disebut buta apabila menguasai dirimu tanpa pertimbangan baik buruknya.

Perasaan cinta terhadap seseorang terkadang adalah ujian dari Allah buat kita.Dia ingin melihat bagaimana kita memelihara dan menjaganya.

Untuk mengetahui apakan insan yang kamu cinta itu baik atau
tidak,

lihatlah apakah ketika bersamanya kamu menjadi semakin baik atau tidak. Jika membuatmu semakin baik,

cintailah hingga Allah memberi keputusan yang terbaik untuk kalian berdua...

Semoga Bermanfaat 

12 fakta menarik seputar tertawa

Tahukah Anda manfaat dan fakta aneh dibalik tawa? Berikut 12 fakta di balik tawa seperti dilansir situs Genius Beauty,

1. Bayi tidak bisa tertawa sampai mereka mencapai usia tiga bulan
2. Tertawa selama 10-15 menit bisa membakar banyak kalori
3. Tertawa mampu mengeluarkan udara di dalam paru-paru dengan kecepatan 60 mph
4. Ada 17 otot wajah yang digunakan untuk tersenyum, sedangkan mengerutkan kening butuh 47 otot wajah
5. Seseorang yang sering tertawa bahagia memiliki risiko penyakit jantung 40 persen lebih rendah dibanding orang yang murung
6. Percayakah Anda, ada tanaman yang disebut bunga tawa. Begitu melihatnya Anda akan tertawa seperti orang gila selama setengah jam
7. Tertawa 17 menit per hari dipercaya memperpanjang waktu hidup selama satu hari
8. Rata-rata anak berusia enam tahun tertawa 300 kali sehari. Ketika kita tumbuh tua kita tersenyum dan tertawa hanya 15 kali sehari.
9. Senyuman pelayan bisa membuat pelanggannya memberikan tips tambahan.
10. Baik untuk perut, jika Anda tertawa selama satu jam tanpa henti.
11. Dengan tersenyum. Model iklan american Gordon Todd menikmati senilai $ 4.000
12. Orang yang tinggal di Brazil dan Kuba lebih banyak tersenyum dibandingkan dengan mereka yang tinggal di Skandinavia.


Sumber : http://www.adipedia.com

Perbedaan khasiat Susu Kedelai vs Susu Sapi

Segala sesuatu yang ada di dunia ini, pasti memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Begitu pula dengan susu. Saat ini, banyak orang beralih ke susu kedelai. Lho kenapa? Karena susu sapi notabene dengan laktosa, yang merupakan karbohidrat utama susu sapi, dan banyak orang yang alergi terhadap kandungan tersebut.Lalu, apa saja keunggulan dan kelemahan susu-susu tersebut?
Laktosa, karbohidrat utama dalam susu sapi, akan menyebabkan masalah pencernaan bagi beberapa orang. Orang yang intoleran (tidak toleran) terhadap laktosa, disebabkan karena kekurangan enzim laktosa, yang diperlukan untuk memecah laktosa.
Hal ini membuat orang yang intoleran menghasilkan gas, kembung, dan diare setelah mengonsumsi beberapa bentuk produk susu sapi.
Susu kedelai adalah pengganti bagi orang yang alergi terhadap susu sapi. Secara teknis, susu kedelai bukanlah susu seperti pada susu sapi, melainkan minuman yang terbuat dari sari kacang kedelai. Susu kedelai juga populer di kalangan vegetarian, karena bahan dasarnya yang berasal dari tumbuhan.
Saat ini, lebih banyak orang yang sengaja memilih susu kedelai ketimbang susu sapi, karena manfaat kesehatan yang ditawarkannya. Tapi manfaat kedelai sampai saat ini masih menjadi perdebatan, meskipun diterima secara umum bahwa susu kedelai mengandung sejumlah besar senyawa yang sangat sehat.
Perbedaan Susu Kedelai dan Susu Sapi

Perbedaan utama antara susu kedelai dan susu sapi adalah sumbernya, yaitu tumbuhan dan hewan. Seperti dilansir dari SteadyHealth, satu cangkir susu kedelai yang tidak difortifikasi (masih murni, belum mengalami pengayaan), mengandung hampir 7 gram protein, 4 gram karbohidrat, 4,5 gram lemak, dan tidak mengandung kolesterol.

Meskipun, susu kedelai mengandung vitamin B, tapi susu ini bukan merupakan sumber B12, dan tidak memberikan asupan kalsium yang signifikan.

Sejak susu kedelai dijadikan pengganti susu sapi, produsen telah menawarkan versi susu kedelai yang sudah diperkaya, yaitu dengan kalsium, vitamin E, B12, D, dan nutrisi lainnya.
Sedangkan susu sapi, menyediakan karbohidrat, vitamin, mineral, dan lemak. Semua susu sapi mengandung 8 gram protein dan 12 gram karbohidrat per cangkir. Ini juga merupakan sumber yang kaya nutrisi lainnya.

Satu cangkir susu sapi memberikan 30 persen dari kebutuhan kalsium sehari-hari orang dewasa, dan sekitar 50 persen vitamin B12 dan riboflavin. Seringkali diperkaya dengan vitamin D untuk memfasilitasi penyerapan kalsium, dan juga vitamin A. Sehingga susu sapi dianggap sebagai makanan yang lengkap.

Keunggulan Susu Sapi Perah

Susu sapi mengalami proses pasteurisasi, yaitu proses yang mana susu dipanaskan akan membunuh bakteri, enzim, dan protein yang tak menguntungkan.
Susu sapi kaya dengan enzim dan benar-benar berisi 22 asam amino esensial, termasuk fosfat, yang penting untuk penyerapan kalsium.
Susu sapi mentah atau perahan memiliki banyak manfaat kesehatan dan merupakan sumber kalsium terbaik.
Susu ini merupakan sumber vitamin, khususnya vitamin B12, yang merupakan vitamin penting yang sulit ditemukan dari sumber-sumber non-daging. Dan juga berisi enzim IgG (Immunoglobulin), vitamin A, B, dan C.
Penelitian juga menunjukkan bahwa susu sapi perah juga mengandung enzim dan antibodi yang benar-benar membuat susu kurang rentan terhadap bakteri. Lipase juga hadir yang membantu pencernaan lemak.
Manfaat besar lainnya, adalah bahwa susu sapi mengandung CLA (conjugated linoleic acid) atau asam linoleat terkonjugasi, yang telah diamati untuk melawan kanker.

Keunggulan Susu Kedelai

Manfaat kesehatan dari susu kedelai memang tak terbantahkan. Namun demikian, banyak orang yang peduli tentang perbandingan susu kedelai diukur dengan susu sapi.
Susu kedelai yang tinggi protein, dan karena terbuat dari kacang juga mengandung serat yang jauh lebih tinggi dari susu sapi.
Manfaat terbesar dari susu kedelai adalah isoflavon. Ini adalah bahan kimia mirip yang dengan hormon estrogen. Isoflavon terhubung ke masalah kesehatan dan bertanggung jawab untuk mencegah banyak kanker, penyakit jantung, osteoporosis, dan banyak penyakit lainnya.
Susu kedelai tidak bebas lemak. Susu kedelai memiliki 2 persen lemak lebih sedikit dari susu sapi, tapi tidak mengandung kolesterol jahat.
Karena susu kedelai terbuat dari kacang, susu ini berisi sekitar 9 kali lebih sedikit lemak jenuh dibandingkan susu sapi. Selain itu, susu kedelai memiliki 10 kali lebih banyak asam lemak ketimbang susu sapi, yang merupakan lemak sehat.

Susu kedelai bebas kolesterol. Selain itu, suu kedelai dapat mengurangi kolesterol jahat LDL, sedangkan susu sapi meningkatkan kadar kolesterol LDL. Susu kedelai juga menyediakan perlindungan tambahan untuk hati dengan phytochemical, yang berlimpah dalam susu kedelai.
Susu kedelai mengandung empat kali lebih banyak jumlah thiamin (vitamin B1) dan hampir dua kali jumlah niasin (vitamin B3), dibandingkan dengan susu sapi. Susu kedelai juga berisi lebih banyak magnesium, tembaga, dan mangan dari susu sapi.

Susu kedelai juga mengandung 42 kali jumlah mangan seperti halnya susu sapi. Mangan diperlukan untuk pembentukan tulang. Orang dengan anemia memerlukan mangan untuk penyimpanan besi.
Penelitian telah menunjukkan, bahwa pria yang minum dua gelas susu kedelai setiap hari 70 persen lebih rendah terserang kanker prostat. Tidak ada temuan yang sama tentang orang yang minum susu sapi.

Kelemahan Susu Kedelai

Kelemahan utama dari susu kedelai, adalah kurangnya kandungan kalsium, yang hanya sekitar seperempat dari kalsium yang dikandung susu sapi. Banyak produsen susu kedelai menambahkan kalsium untuk produknya, tetapi studi menunjukkan bahwa hal itu tidak sesehat kalsium alami.
Adapun inti sembilan asam amino pada protein yang diperlukan untuk mempertahankan hidup, susu sapi dan susu kedelai mengandung jumlah hampir identik.
Susu sapi memiliki seperlima gram asam amino lebih penting ketimbang susu kedelai. Karena salah satu dari sembilan asam amino esensial adalah metionin, hal ini dapat menjadi kemenangan untuk pecinta susu sapi. Susu sapi mengandung dua kali lebih banyak metionin ketimbang susu kedelai.
Susu kedelai mengandung riboflavin sekitar 60 persen lebih sedikit dari susu sapi. Riboflavin merupakan vitamin penting, tetapi juga banyak ditemukan dalam biji-bijian, ragi gizi, sayuran berdaun hijau, kacang-kacangan, dan gandum. Oleh karena itu, susu sapi bukan sumber yang diperlukan untuk riboflavin bagi orang yang makan diet seimbang.
Wanita yang menderita kanker payudara mungkin harus membatasi asupan protein kedelai, karena beberapa studi telah menunjuk kemungkinan bahaya mengkonsumsi kedelai kelebihan.
Penelitian lain yang diterbitkan dalam jurnal Human Reproduction, menemukan bahwa sperma 41 juta lebih sedikit per mililiter air mani, setelah makan hanya satu porsi makanan yang mengandung kedelai setiap dua hari. Artinya, dengan kata lain, susu kedelai dapat menghambat kejantanan pria.

Larangan Untuk Bayi

Tapi perlu diingat, kedua jenis susu ini tidak diberikan untuk bayi di bawah usia satu tahun. ASI adalah makanan dan minuman bagi bayi, karena semua sumber nutrisi yang diperlukan untuk tumbuh kembang sudah terkandung dalam ASI.
Jadi, karena segala sesuatu di dunia ini memiliki kelebihan dan kekurangan, maka kita berhak untuk memilih yang sesuai dengan kebutuhan kita masing-masing, yang terbaik tentunya.

Asal usul Mie Instant ad 2500 tahun lalu

Mi berusia 2500 tahun ditemukan para peneliti di China
Pro dan kontra tentang bahaya atau tidaknya mi instan bagi kesehatan baru saja lewat. Namun mungkin banyak yang belum mengetahui, bahwa usia nenek moyang mi instan ternyata sudah sangat-sangat tua.
Baru-baru ini para peneliti menemukan mi yang sudah sangat lama terkubur di sebuah pemakaman China. Bersama mie instan, turut ditemukan pula tubuh yang terawetkan, serta makanan-makanan lain seperti bubur, dan kue kering.


Seperti dikutip dari DiscoveryNews, para ahli meyakini bahwa penemuan itu sudah berusia 2.500 tahun. Paper tentang penemuan ini juga akan muncul pada Journal of Archaeological Science.

Di kuburan itu, gundukan mi ditemukan dalam sebuah mangkuk tembikar, di atas kepala kambing (yang mungkin punya makna simbolis), serta mangkuk tembikar lainnya juga dipenuhi oleh bubur, serta kue berbentuk bulan sabit, yang menyerupai kue bulan di zaman China modern.


Analisa kimia terhadap tepung di penemuan itu, mengungkapkan bahwa baik mi maupun kue tadi terbuat dari padi-padian biasa. Setelah melakukan serangkaian percobaan kemudian para ilmuwan meyakini bahwa butiran-butiran bijian di dalam mangkuk direbus menjadi bubur, mi direbus, dan kue dibakar.


"Teknologi pembakarannya bukan seperti metode tradisional pada masakan China kuno, dan ini sangat jarang dilaporkan," ujar Yiwen Gong, kepala tim riset dari Graduate University of Chinese Academy of Sciences.
Dari penelitian ini, ia yakin bahwa penemuan makanan ini mengindikasikan bahwa teknik pembakaran seperti itu merupakan praktek masak yang telah menyebar di bagian utara barat laut China sejak 2500 tahun lalu. Penelitian ini sendiri dilakukan oleh Gong Cs, di pemakaman Subeixi di Distrik Turpan, Xinjiang China.


Tempat ini adalah pusat pertemuan antara China Timur dan China Tengah, dengan iklim gurun pasir. "Iklim di sini sangat kering sehingga banyak mumi dan tumbuhan terawetkan secara alamiah, tanpa membusuk." kata Gong.


Dari penemuan ini, diperkirakan juga bahwa orang China merupakan salah satu pembuat roti pertama. Sebab, kue-kue yang ditemukan ditempat itu mengindikaskan bahwa mereka dibuat menggunakan sebuah tungku pembakaran yang mirip dengan oven.


Mi dan kue berusia 2500 tahun yang ditemukan di China
Sebelumnya, para peneliti meyakini bahwa orang Mesir-lah yang merupakan pembuat roti pertama, didasarkan pada penemuan yang diperkirakan berusia sama pada zaman tersebut.


Setidaknya pada penemuan baru di bagian utara China ini, terungkap bahwa orang China adalah salah satu pembuat roti awal yang memiliki teknik memasak yang kompleks. "Dengan menggunakan api dan dan batu gerinda, butiran-butiran dalam jumlah besar dimasak menjadi makanan pokok," ujar Gong.


Gong dan timnya, menambahkan padi-padian yang menjadi bahan pembuatan makanan itu, telah ada di daerah itu sejak sekitar 10.000 tahun yang lalu di barat laut China dan mungkin telah menjadi makanan utama karena ketahanannya terhadap kondisi kering dan kemampuannya untuk tumbuh di daerah yang tak subur. 

Sementara itu, di situs arkeologi Laija yang juga terletak di barat laut China, Houyuan Lu peneliti dari Institute Geologi dan Fisika Chinese, Academy of Sciences, beserta peneliti lain juga berhasil menemukan mi yang terbuat dari butir-butir padi berusia sekitar 4.000 tahun yang lalu.


Pada kasus ini, mi yang ditemukan termasuk tipis lembut dan panjangnya lebih dari 50 cm dan berwarna kuning. "Mi ini mirip dengan mi La-Mian, sebuah mi tradisional China yang dibuat dengan cara menekan dan menarik adonan secara berulang-ulang menggunakan tangan," kata Lu dan rekan-rekannya.



source: http://teknologi.vivanews.com/news/read/...-mi-instan

Analisis diferensiasi dan stratifikassi sosial di Pedesaan Sekitar Surakarta

1
MOBILITAS SOSIAL PETANI DI SENTRA INDUSTRI KECIL
Kasus di Surakarta 1)
Ravik Karsidi 2)

ABSTRACT

One of the objective of this study is to know the causes and the process of occupation transformation from
farmer to small scale industries worker. The study was conducted in the regencies of Sukoharjo and Klaten,
Central Java.
The push-and-pull factors that causes the occupation transformation from farmers to small scale handicraft
industry workers varied from the fulfilment of the need of life, the limited supply of farm land, other people’s
invitation, continuing the parents’ enterprise, the higher level of wages in the craft industry sector, and the
availability of apprenticeship system to the senior craftsmen. The apprenticeship system became the dominant non
formal education that transformed the farmers from agriculture to smal scale industry. The transformation of jobs
from agriculture to small scale industry had caused the social mobility, either vertically or horizontally; further, it
created new social stratification and diversification in the rural areas. Since most of the households of the surveyed
villages changed their occupation from farming to crafts industry, the character of the rural villages which was
agrarian changed to industry character.
The limited opportunity available on the formal education and on the short courses in small scale industry
subjects, the apprenticeship system of the craftsmen became the dominant learning system in their way to reach the
self reliance in business and the success in the transformation from farmers to craftsmen. Therefore, it could be
concluded, that the apprenticeship system could be developed into an extension service of the small scale industry.
Kata-kata kunci: magang, petani, pengrajin, deferensiasi sosial, startifikasi sosial,
dan mobilitas sosial.

PENDAHULUAN
Pekerjaan industri kecil sering dipandang lebih "halus" dan tidak kasar
dibandingkan sebagai pekerjaan bertani. Seorang buruh pabrik atau pengrajin
industri kecil biasanya dianggap sebagai pekerjaan yang lebih halus, karena dapat
bekerja di tempat yang tidak terkena panas terik matahari, di dalam rumah, tidak
terkena kotoran tanah, sedangkan bekerja di sawah atau tegalan memerlukan
mereka harus ke luar rumah, di bawah panas matahari, kena kotoran tanah dan
lain-lain yang dianggap sebagai pekerjaan kasar. Selain itu, dari segi penampilan
fisik buruh/pengrajin lebih gagah dibandingkan sebagai buruh tani, maka tidak
jarang status sosial buruh pengrajin dipandang lebih tinggi daripada bekerja sebagai
pekerjaan bertani. Walaupun skala usahanya kecil, sebutan yang biasa
dipergunakan bagi mereka adalah juragan. Juragan adalah kelas pemilik usaha
yang menguasai aset produksi dan memepekerjakan buruh. Walaupun sama-sama
menguasai aset produksi dan buruh, status sosial sebagai pengrajin lebih tinggi
dibandingkan sebagai petani.
Dari kajian teoritis, mobilitas sosial petani ke pengrajin tidak lepas dari kategorisasi
masyarakat petani dan karakteristik mentalitasnya, baik yang masih primitif, peasant
maupun farmer ( Marzali, 1995; Foster, 1967; dan Wolf,1966) masyarakat industri
yang menggambarkan masyarakat modern perkotaan dengan segala ciri-cirinya.
Kedua jenis masyarakat tersebut memiliki struktur sosial berbeda, yang dalam
konteks revolusi industri pernah dilakukan analisis oleh Durkheim dengan
membendingkan sifat-sifat pokok masyarakat yang didasarkan pada solidaritas
sosial mekanik dan solidaritas sosial organik. Pembedaan keduanya bersifat
evolusionistis dalam arti bahwa yang kedua adalah perkembangan dari yang
pertama ( Abdullah dan van der Leeden, 1986).
--------------------------------------
1) Sebagian dari Disertasi S3 Ilmu Penyuluhan Pembangunan, IPB Bogor 1999.
2) Dr.Ravik Karsidi, MS. adalah Staf Pengajar dan Ketua LPM Universitas Sebelas Maret dan pernah menjadi
Konsultan Bagian Pengembangan Usaha Kecil Bank Indonesia di Jakarta.
3) Penelitian dilakukan di empat lokasi, yaitu: Sentra Kayu Serenan, Sentra Logam Batur, Sentra Pandebesi
Koripan, semuanya di Klaten dan Sentra Rotan Trangsan Sukoharjo.
2
Tulisan singkat ini merupakan kajian deskriptip perpindahan pekerjaan petani
ke pengrajin sebagai suatu bentuk mobilitas sosial di sentra industri kecil di
pedesaan sekitar Surakarta Jawa Tengah 3), yang ternyata pendidikan magang
mempunyai peranan yang penting sebagai jembatan bagi perpindahan pekerjaan
tersebut ( Karsidi, 1999). Uraian berikut merupakan salah satu bagian dari analisa
data deskriptip yang menguraikan proses perpindahan pekerjaan tersebut (yang
didalamnya termasuk pendidikan magang) dan membandingkannya dengan
keberhasilan transformasi pekerjaan dari petani ke industri kecil yang dinyatakan
dengan suatu kondisi yakni pekerjaan sebagai pengrajin industri kecil merupakan
pekerjaan utama (tidak lagi sebagai pekerjaan sambilan) dan menyumbang
penghasilan yang lebih banyak dibanding penghasilan sebagai petani.

Klasifikasi Pengrajin
Klasifikasi pengrajin industri kecil di pedesaan tempat studi ini, dapat
digolongkan menjadi: (1) buruh pengrajin, (2) pengrajin , dan (3) pengrajin
pengusaha .
Pertama: Buruh pengrajin adalah tenaga kerja yang dibayar oleh pemilik
pekerjaan ( dalam hal ini oleh pengrajin), baik sebagai buruh harian atau buruh
mingguan. Di lokasi studi ini tidak dikenal buruh sebagai pegawai tetap (kecuali
tenaga administrasi yang bekerja pada pengrajin pengusaha, dan kepada mereka ini
tidak biasa disebut buruh ). Semua upah pekerjaan buruh dilakukan sesuai dengan
model borongan atau jasa harian atau jasa unit produksi. Pada umumnya buruh
menerima upah secara harian dan diterimakan seminggu sekali setiap akhir minggu.
Proses menjadi buruh hampir dipastikan melalui proses magang, sehingga
dikenal istilah " buruh magang." Buruh magang ini disebut buruh walaupun
upahnya sangat minin, bahkan kadang tidak dibayar, kecuali hanya diberi makan
dan tempat tinggal bagi yang berasal dari luar daerah.
Buruh magang yang berasal dari dalam desa atau disekitar sentra industri
kecil, lebih banyak bermotivasi agar kemudian menjadi pengrajin mengikuti jejak
pendahulu mereka, adapun buruh magang dari luar desa pada umumnya datang
dengan motivasi untuk menjadi buruh/pekerja dari pengrajin.
Pada umumnya, buruh pengrajin yang bekerja untuk jangka waktu yang
relatif sudah lama dan bekerja secara purna waktu, berasal dari luar daerah atau
luar desa. Mereka ada yang tinggal di tempat kerja atau pulang setiap hari sebagai
"commuter." Kebanyakan mereka berasal dari keluarga petani, atau masih aktif
sebagai petani kecil, karena alasan terbatasnya pekerjaan pertanian, maka mereka
mencari pekerjaan sambilan sebagai pengisi waktu luang selagi tidak mengerjakan
pekerjaan petaniannya. Tidak sedikit diantara mereka yang berasal hanya dari
buruh tani, sehingga pekerjaan sebagai buruh pengrajin akhirnya menjadi pilihan
pekerjaan satu-satunya bagi mereka.
Beberapa buruh pengrajin yang sudah relatif lama menekuni pekerjaan
sebagai buruh pengrajin dan telah merasa cukup kemampuannya terutama
menuasai teknologi, memiliki alat dan aset usaha, mereka cenderung berkemauan
untuk meningkatkan diri merintis menjadi pengrajin. Ini terutama terjadi pada buruh
pengrajin yang berasal dari desa setempat.
Orang-orang yang berasal dari luar desa atau luar daerah, yang semula
sebagai buruh pengrajin, dan saat ini telah menjadi pengrajin, pada umumnya
mereka terlebih dahulu mengawini wanita dari desa sentra industri ini kemudian
bertempat tinggal sebagai penduduk setempat, baru kemudian menjadi pengrajin.
Kasus ini menunjukkan bahwa sebenarnya terdapat ketertutupan penyebaran kerja
pengrajin, yakni untuk melindungi pekerjaan itu sendiri agar tetap terjaga hanya
bagi warga setempat ( dalam arti sempit, bagi keluarga atau paling tidak orang3
orang tersebut masih memiliki hubungan keluarga dengan desa tersebut).
Ketertutupan itu dapat dilihat sejak proses magang, yakni hanya orang-orang
terpercaya yang dapat diberikan pengetahuan penuh untuk bisa menjadi pengrajin.
Kedua: Pengrajin adalah mereka yang berusaha dalam industri kecil, baik
sebagai pekerja sendiri maupun pengrajin yang dibantu oleh buruh. Pengrajin
pekerja sendiri melakukan pekerjaan kerajinan yang relatif terbatas bahkan karena
kecilnya skala usaha yang bersangkutan, maka mereka memasarkan sendiri
secara keliling produknya dari desa ke desa lain. Mereka ini umumnya disebut
pengrajin tradisional. Adapun pengrajin dengan dibantu buruh adalah pengrajin yang
usahanya relatif besar, dan pada umumnya melakukan "sub-kontrak pengerjaan
produk tertentu" dari pengrajin pengusaha/pengumpul, atau melayani pemesanan
konsumen tertentu termasuk memasok kebutuhan barang setengah jadi untuk toko
atau show-room. Ada pula di antara mereka yang mengerjakan pekerjaan non
kontrak dengan pengusaha lain, yaitu menjual sendiri dengan menjajakan "keliling"
seperti pengrajin tradisional, tetapi penjajanya adalah buruh upahan dari pengrajin
tersebut.
Ketiga: Pengrajin pengusaha (pedagang pengumpul) adalah pengrajin besar
yang sudah berpengalaman dengan kecukupan modal tertentu bagi usahanya.
Mereka telah menjalin hubungan kerja dengan pengusaha lain, seperti eksportir dan
pemilik toko. Pekerjaan mereka dikenal sebagai memproduk barang-barang "halus"
dengan kontrol kualitas dari pemesannya.
Pengrajin pengusaha/pengumpul mempekerjakan banyak buruh untuk
memproduksi barang dan/atau menjalin hubungan sub-kontrak dengan pengrajin
yang lebih kecil dengan cara “putting out system”. Putting out system adalah cara
kerja produksi barang dengan pelaksanaan produksi di rumah masing-masing
pekerjanya, sementara bahan kerja dan alat produksi dicukupi oleh pemilik usaha.
Pemilik usaha melakukan kontrol kualitas, membayar upah produksi, tetapi tidak
menanggung resiko pekerjaan termasuk kesehatan dan jaminan sosial lainnya bagi
pekerjanya. Sistem seperti ini banyak juga didapati di lingkungan perusahaan batik
di sekitar Solo dan Pekalongan bagi pekerja wanita atau yang sering disebut buruh
rumahan ( Sjaifudian dan Chotim,1994).

Magang: Penghantar Petani ke Pengrajin
Pendidikan "magang" menjadi kunci untuk memulai dalam proses alih
pekerjaan ini. Tidak ada sekolah khusus yang menyiapkan seseorang menjadi
pengrajin/buruh pengrajin, kecuali bahwa proses pendidikan harus dijalaninya
secara praktikal dengan orang yang telah terlebih dahulu memulainya dan berhasil
menjalankannya. Waktu magang tidak dapat ditentukan lamanya, dan sangat
tergantung pada kemampuan pemagang menyerap pengetahuan yang dipelajarinya
dan kemauannya kapan harus meninggalkan pekerjaan magang, jika sekiranya
telah ada kesempatan baginya untuk memulai sendiri pekerjaan tersebut.
Pada umumnya proses magang dimulai dengan seseorang mengikut kepada
pengrajin dengan gaji ala kadarnya. Bagi beberapa orang yang kebanyakan hanya
tamatan SD di Sentra Industri Kayu Serenan, misalnya, hanya diberi imbalan makan
dan dibelikan pakaian pada saat hari raya. Proses mengikut ini disebut sebagai
"kenek," dan lama waktunya tidak dapat ditentukan kecuali tergantung pada
kemampuan dan ketrampilan "kenek" tersebut. Jika seseorang telah dipandang
menguasai ketrampilan tertentu, maka akan naik statusnya sebagai "buruh tukang."
Buruh tukang adalah tenaga buruh harian dengan spesifikasi pekerjaan tertentu
yang belum memerlukan keahlian tinggi. Mereka digaji secara harian atas dasar
hasil produksi yang diselesaikan. Seorang dengan status "buruh tukang" dapat
disebut pula sebagai "buruh panggilan," yaitu dapat dipanggil oleh pengrajin
4
manapun jika sedang memerlukan buruh tukang tambahan, pada saat terjadi
lonjakan pekerjaan yang banyak, yakni buruh yang ada tidak mencukupi untuk
menyelesaikan pekerjaan yang ada. Proses ini berjalan sambil terjadinya proses
penilaian tidak langsung dari para pengrajin atau majikannya atas kualifikasi buruh
tukang tersebut. Jika seseorang buruh tukang dianggapnya memiliki ketrampilan
yang baik, maka pengrajin memberikan tawaran gaji mingguan dengan standar
tertentu secara tetap.
Terdapat beberapa persyaratan magang. Dari empat sentra industri lokasi
studi, hanya di sentra industri kayu Desa Serenan saja didapati bahwa untuk
seseorang bisa magang pada suatu pengrajin dipersyaratkan untuk membayar
"uang tanggungan" terlebih dahulu kepada pengrajin. Uang tanggungan tersebut
merupakan bentuk motivasi agar seseorang yang magang industri bersungguhsungguh
untuk belajar, sekaligus sebagai pinjaman modal kerja bagi pengrajin tanpa
bunga. Uang tanggungan tersebut pada umumnya kemudian dikembalikan setelah
pemagang menganggap selesai proses magangnya. Besarnya uang tanggungan
antara Rp.150.000 sampai Rp.300.000 untuk jangka waktu sekitar tiga bulan.
Biasanya aturan ini hanya diberlakukan bagi pemagang bukan keluarga. Setelah
tiga bulan, jika masih terus menjadi pemagang, biasanya diperlakukan sebagai
buruh, walaupun dengan gaji /imbalan sekedarnya.
Magang dengan sistim membayar terlebih dahulu ini, dapat dikatakan
sebagai suatu proses institusionalisasi pendidikan magang, sekaligus bentuk
pengakuan masyarakat bahwa pendidikan magang merupakan bentuk proses
pendidikan yang harus dilalui oleh para calon pengrajin industri kecil.
Belajar melalui pendidikan magang industri kecil yang utama adalah
menguasai ketrampilan produksi, tetapi tidak menutup kemungkinan juga pada
proses belajar aspek lain, seperti belajar tentang manajemen dan pemasarannya.
Biasanya proses pembelajaran selain ketrampilan produksi hanya diberikan oleh
pengrajin kepada keluarga dekat atau orang-orang yang dipercaya saja. Hal ini
berhubungan dengan keamanan kelanjutan usaha pengrajin, terutama tidak
diinginkan terjadinya saingan usaha dikemudian hari yang bisa mengancam
usahanya. Apabila telah terjadi suatu pola hubungan "patron-client" antara pengrajin
dan pemagang, baru kemudian proses pembelajaran menyeluruh tentang aspekaspek
usaha diberikan kepada pemagang. Hal-hal diatas sekaligus menjadi syarat
tak terkatakan bahwa pemagang harus menjaga hubungan baik dengan pengrajin
yang memberi kesempatan magang tersebut. Hubungan baik ini juga harus terus
dilangsungkan seandainya pemagang telah menyudahi proses magangnya.
Hubungan patron-client menjadi semacam pengikat diantara mereka.
Buruh yang maju akan menggunakan waktu mereka bekerja sambil belajar
terus-menerus meningkatkan diri, baik peningkatan segi kuantitas maupun kualitas
pengetahuan/ ketrampilan ataupun produksi yang akan berdampak pada
peningkatan penghasilan mereka. Disini sebenarnya masih berlangsung pekerjaan
magang dalam arti untuk peningkatan kemampuan seseorang.
Belajar melalui pendidikan magang industri kecil yang utama adalah
menguasai ketrampilan produksi, tetapi tidak menutup kemungkinan juga pada
proses belajar aspek lain, seperti belajar tentang manajemen dan pemasarannya.
Biasanya proses pembelajaran selain ketrampilan produksi hanya diberikan oleh
pengrajin kepada keluarga dekat atau orang-orang yang dipercaya saja. Hal ini
berhubungan dengan keamanan kelanjutan usaha pengrajin, terutama tidak
diinginkan terjadinya saingan usaha dikemudian hari yang bisa mengancam
usahanya. Apabila telah terjadi suatu pola hubungan "patron-client" antara pengrajin
dan pemagang, baru kemudian proses pembelajaran menyeluruh tentang aspekaspek
usaha diberikan kepada pemagang. Hal-hal diatas sekaligus menjadi syarat
5
tak terkatakan bahwa pemagang harus menjaga hubungan baik dengan pengrajin
yang memberi kesempatan magang tersebut. Hubungan baik ini juga harus
dilangsungkan seandainya pemagang telah menyudahi proses magangnya.
Hubungan patron-client menjadi semacam pengikat diantara mereka. Sebenarnya
proses magang bagi pemagang yang bukan anggota keluarga, berlangsung bukan
secara terbuka, tetapi lebih banyak "tertutup." Magang secara tertutup yaitu para
pekerja berusaha "mencuri" atau meniru pengetahuan dan ketrampilan pengrajin
pendahulunya. Setelah merasa bisa berdiri sendiri, kemudian mereka berusaha
memisahkan diri dengan pendahulunya yang "dimagangi," atau yang disebut
sebagai pengrajin atau "juragan." Pemisahan diri pemagang menjadi penyebab
yang bersangkutan naik tahta menjadi "juragan kecil" baru. Hal ini disadari
sepenuhnya oleh pengrajin pendahulu tersebut, dan karena itulah hanya orangorang
terpilih yang diperlakukan sebagai keluarga dekatnya, sedangkan kepada
buruh atau pemagang yang notabene adalah orang lain tetap dijaga jarak.
Proses magang yang menghantarkan petani ke pekerjaan baru sebagai
pengrajin industri kecil, menghasilkan kualitas pengrajin yang bermacam-macam
tingkatannya, tergantung pada motivasi masing-masing pemagang dan kesempatan
yang diberikan oleh pendahulunya. Kualitas buruhpun sangat tergantung pada
kesinambungan proses belajar dan memperbaiki pengetahuannya terus menerus.
Disinilah makna belajar terus menerus harus diterapkan bagi setiap buruh yang
ingin meningkatkan diri menjadi pengrajin. Seorang buruh pengrajin yang telah teruji
kemampuannya, jika berkemauan akan menjadi pengrajin harus didukung oleh
kualitas ketrampilan dan modal usaha sebagai pemilikan aset usaha, serta
tersedianya pasar yang mau menampung produksinya.
Dari uraian diatas, transformasi pekerjaan dari petani ke pengrajin industri
dapat dikatakan tidak linier, dalam arti sewaktu yang bersangkutan telah mulai
bekerja di bidang industri kecil juga masih ada yang terus bekerja sebagai petani
atau buruh tani. Setelah yang bersangkutan merasakan lebih enak dan
menguntungkan sebagai pengrajin industri kecil, baru kemudian meninggalkan
pekerjaan pertanian. Sungguhpun demikian, masih banyak buruh pengrajin yang
berstatus kerja sambilan dan sebagian waktunya dipergunakan untuk bertani. Hanya
para pengrajin besar yang sering disebut pengrajin pengusaha atau juragan sajalah,
kini yang telah meninggalkan sama sekali pekerjaan pertanian.

Deferensiasi Sosial dan Stratifikasi Sosial
Dari uraian di atas, diketahui bahwa terjadinya transformasi pekerjaan dari
petani ke pengrajin industri kecil dalam suatu desa yang semula merupakan desa
pertanian, telah mengarah pada terbentuknya kondisi yang tidak saja terjadinya
diferensiasi sosial tetapi juga terjadinya stratifikasi sosial.
Semula pekerjaan yang dikenal oleh anggota masyarakat hanyalah petani
dan/atau buruh tani, pegawai dan penganggur. Kini, kemudian muncul adanya
kelompok sosial lain yaitu pengrajin dengan berbagai jenis dan lapisan, terdiri dari:
buruh pengrajin, pengrajin dan pengrajin pengusaha. Itulah diferensiasi sosial yang
terjadi. Diferensiasi sosial yang demikian ini muncul karena adanya perbedaan
kekayaan/ pemilikan barang, harga diri, dan pekerjaan, yang kemudian
mempertajam stratifikasi sosial. Manakah diantara petani dan pengrajin yang lebih
tinggi kelas sosialnya, menjadi proses yang terus bergulir di masyarakat ini.
Dari pengamatan di lapangan tampaknya, pengrajin secara keseluruhan
lebih tinggi status sosialnya dibandingkan petani. Kepemilikan barang seperti mobil,
sepeda motor, TV, rumah yang permanen, dan lainnya yang lebih banyak dimiliki
oleh pengrajin, misalnya, menjadi ukuran bagi cara pandang masyarakat
membandingkan dua jenis pekerjaan ini. Sungguhpun demikian, dijumpai pula di
6
lokasi studi ini bahwa ada pengrajin yang berhasil (dari yang semula berasal dari
bekas buruh tani = non pemilik lahan ), berusaha membeli sawah untuk dimilikinya.
Kenyataannya, yang bersangkutan kemudian tidak mengerjakan sendiri sawah itu,
sehingga mungkin secara sosiologis dapat dimaknai bahwa mereka membeli sawah
hanya untuk menyamakan "status sosialnya" dengan para pengrajin bekas pemilik
lahan. Atau, kenyataan itu bisa sebagai tanda bahwa tingkat keterikatan mereka
dengan pertanian masih tinggi. Menggunakan istilah Saragih (1994), bahwa
agroindustri merupakan jembatan antara industri dengan pertanian, maka mereka
ini bisa mungkin akan terus ke depan atau kembali lagi ke pertanian dalam arti
yang lebih luas.
Dengan banyaknya orang petani/buruh tani yang pindah pekerjaan sebagai
pengrajin/buruh pengrajin di desa-desa sentra industri kecil, kemudian masyarakat
tersebut menjadi masyarakat yang lebih majemuk.
Terjadinya transformasi pekerjaan petani ke pengrajin, telah memperjelas
munculnya stratifikasi sosial ( setidaknya dalam kelas pekerja industri kecil itu),
yaitu: adanya kelas buruh, kelas pengrajin dan kelas pedagang
pengumpul/pengusaha. Ketiga pelapisan tersebut sekaligus membedakan status
sosial diantara mereka.

Mobilitas Sosial
Transformasi pekerjaan petani ke pengrajin industri kecil, juga telah
mengakibatkan terjadinya proses mobilitas sosial, baik vertikal maupun horisontal.
Mobilitas sosial itu dapat dijelaskan dengan proses mereka menjadi buruh,
pengrajin atau pengrajin pengusaha.
Karena terbatasnya pekerjaan di sektor pertanian, buruh tani pindah atau
bekerja sambilan sebagai buruh di industri kecil. Mereka yang sebagai buruh purna
waktu umumnya tidak memiliki lahan sawah atau tegalan, atau karena terbatasnya
jumlah upah sebagai buruh tani mereka memilih bekerja sebagai buruh pengrajin.
Dengan demikian pekerjaan buruh industri kecil bagi mereka adalah sebagai
"pekerjaan utama." . Inilah contoh dari mobilitas horisontal.
Adapun bagi buruh pengrajin yang masih memiliki lahan pertanian, mereka
hanya bekerja sebagai buruh sambilan, dan fungsi pekerjaannya hanyalah
penambah pendapatan. Istilah yang sering diungkapkan oleh mereka yaitu “nasinya
dari sawah dan lauknya dari pekerjaan industri.” Dalam kasus ini sebenarnya
merupakan proses mobilitas sosial yang vertikal "ke bawah," karena kemudian
menjadi pekerja dari orang lain. Namun jika bekerja sambilan ini dilihat sebagai
"proses belajar" untuk dapat menjadi pengrajin, maka disebut mobilitas vertikal.
Bagi pengrajin (sering disebut “juragan kecil”), umumnya masih bekerja
sebagai pengrajin sambil bertani. Kalaulah mereka tidak bertani, tanah-tanah
mereka disewakan kepada petani lain. Mereka belum sepenuhnya menaruh harapan
kepada industri kecil, dan karenanya tanah-tanah pertaniannya dijadikan
penyangga/alternatif jika terjadi kerugian dalam usaha industrinya. Hal ini contoh lain
dari proses mobilitas sosial horizontal. Dalam pembuatan kartu tanda penduduk
(KTP), menurut penuturan pegawai suatu desa di sentra industri kecil tersebut,
orang-orang demikian didesanya lebih menyukai disebut identitas pekerjaannya
dalam KTP sebagai “wiraswasta” daripada sebagai petani, sungguhpun dalam
kenyataannya mereka masih memiliki sawah. Bahkan label pekerjaan “wiraswasta”
dalam KTP, menurut pegawai desa tersebut juga digunakan bagi para buruh industri
kecil. Sebutan “buruh” menurut mereka adalah kasar, sehingga digunakan sebutan
tersebut. Hal ini menandakan bahwa pekerjaan pengrajin lebih dihormati, atau
kebanggaan menjadi pengrajin lebih tinggi daripada sebagai petani.
Bagi pengrajin pengusaha umumnya tidak lagi mempunyai lahan pertanian,
7
karena lahan mereka sudah dijual untuk modal usaha bagi pengembangan usaha
industri kecil. Mereka begitu yakin tergantung/ menggantungkan hidupnya pada
industri kecil, karena pengalaman mereka telah menunjukkan hasil yang sangat
menggembirakan bagi jaminan hidup keluarganya. Kalaulah mereka memiliki lahan
pertanian (pada umumnya dibeli setelah menjadi pengrajin), dan/atau fungsi lahan
yang masih ada tersebut sebagai “tabungan” atau barang investasi bagi
pengembangan usahanya. Jumlah mereka dalam studi ini hanya sedikit, yaitu
sekitar 13,5 persen dari komunitas industri kecil tersebut. Orang-orang seperti ini
menjadi "teladan" dan "model" bagi lingkungannya, dan dalam kenyataannya
mereka dipandang memiliki status sosial yang lebih tinggi. Kondisi seperti ini ikut
mempercepat dan memacu perkembangan usaha industri kecil di desa-desa sentra
industri kecil tersebut. Mereka inilah yang menjalani mobilitas vertikal dari petani ke
pengrajin industri kecil, dan telah mentransformasikan dirinya dari budaya agraris ke
budaya industri kecil pedesan.
Gambaran proses mobilitas sosial petani ke pengrajin dapat diskemakan
berikut ini:
buruh industri
* Petani masih bertani tdk. lagi
pemilik lahan (sambilan ) bertani
pengrajin
MAGANG masuk industri Pengrajin
INDUSTRI kecil Pengusaha
pengrajin
*Buruh tani tidak lagi buruh
*Penyewa buruh tani industri
*Penyakap tetap buruh
Gambar 1: Skema Mobilitas Sosial Petani ke Pengrajin Industri Kecil
Terdapatnya orang-orang yang semula bekas petani non pemilik lahan
(buruh tani) dan kini telah menjadi pengrajin pengusaha adalah suatu sukses yang
menarik perhatian. Dalam studi ini ditemukan empat orang. Mereka tersebut adalah
tiga orang di pengrajin rotan dan seorang di pengrajin kayu. Kempat orang tersebut
jika dilihat pendidikannya: tiga orang berpendidikan SMTA dan seorang diantaranya
tidak tamat, dan seorang yang lainnya pernah kuliah di perguruan tinggi tapi tidak
tamat. Keempatnya pernah magang, menjadi buruh, dan dua diantaranya pernah
mengikuti kursus yang diselenggarakan oleh Departemen Perindustrian setelah
yang bersangkutan menjadi pengrajin, dan seluruhnya menjalin konsultasi usaha
dengan LSM pembina pengrajin. Mereka berhubungan dengan bank dan pernah
mendapat bantuan pinjaman dari BUMN/PLN. Usia mereka 43 tahun , 48 tahun,
49 tahun dan 52 tahun. Keempatnya berstatus sebagai pedagang pengumpul
sekaligus pengrajin, yaitu menjadi penghubung antara pengrajin dengan
pengekspor. Ini merupakan contoh lain dari mobilitas sosial vertikal. Mereka ini
menjadi “patron dan sumber motivasi” bagi petani kecil lain yang beralih ke
pekerjaan industri kecil untuk berhasil dalam usahanya.
Dengan menggunakan perbedaan ciri-ciri komunitas masyarakat industri dan
komunitas desa pertanian (Suparlan,1994), tampaknya komunitas pedesaan sentra
industri kecil di sekitar Surakarta lokasi studi ini dapat diidentifikasikan bahwa:
8
pertama, di desa-desa ini telah banyak menggunakan alat produksi berupa mesinmesin
yang memunculkan basis produksi berupa bengkel atau semacam pabrik atau
gudang. Kedua, telah terjadi hubungan antara pemberi upah dan buruh yang
mencirikhaskan hubungan majikan-buruh, walaupun belum seketat birokrasi pabrik.
Ketiga, telah mulai dominan berkembangnya ekonomi pasar dan hubungan
kekeluargaan cenderung semakin mengendor dalam urusan perdagangan.
Keempat, pekerjaan buruh industri kecil lebih menjadi pilihan daripada sebagai
buruh tani. Kelima, dengan adanya tuntutan menjual produk bagi kebutuhan ekspor,
menjadikan pembagian waktu bagi bagi pengrajin relatif ketat batas-batasnya.

Kesimpulan dan Saran
Kondisi yang demikian tersebut dari sisi prosesnya tidak dapat dilepaskan
dengan peranan pendidikan magang sebagai yang menjembatani transformasi
pekerjaan dari yang semula sebagi petani menjadi pengrajin industri kecil. Motivasi
untuk berpindah pekerjaan, kesempatan belajar berusaha terutama melalui
magang, proses kesinambungan belajar, yang didukung oleh pemilikan
modal ketrampilan dan modal usaha sebagai pemilikan aset usaha, serta
tersedianya pasar yang mau menampung produksinya akan mengantarkan
seseorang menjadi pengrajin yang berhasil. Demikian juga makna belajar terus
menerus harus diterapkan bagi setiap orang yang ingin meningkatkan diri menjadi
pengrajin yang berhasil.
Keberhasilan magang industri di kalangan petani telah merubah deferensiasi
sosial dan stratifikasi sosial pedesaan yaitu dengan munculnya kelompok-kelompok
sosial pengrajin dengan berbagai jenis dan lapisan. Dalam perkembangannya kelas
sosial petani yang dianggap tinggi tergeser oleh pengrajin.
Melalui pendidikan magang, mobilitas sosial petani baik secara horizontal
maupun vertikal diantarkan menuju komunitas industri industri. Paling tidak, dari
penjelasan di atas, kalaulah mereka belum dapat disebut sebagai komunitas
industri, maka setidaknya proses menuju kesana sedang terjadi. Penyesuaianpenyesuaian
budaya dari agraris ke industripun mulai mengikuti proses
pembentukan komunitas industri tersebut. Perubahan-perubahan perilaku penduduk
terus berlangsung mengikuti perkembangan industri itu sendiri. Dengan kata lain,
setidaknya bahwa desa yang masyarakatnya seperti ini tidak lagi dapat
diasosiasikan sebagai wilayah agraris, sungguhpun disekitarnya masih terbentang
sawah yang luas.
Mendasarkan hal-hal diatas, maka perlu dilakukan optimalisasi fungsi
pendidikan magang sebagai metode penyuluhan industri kecil di pedesaan.
9

Daftar Pustaka
Abdullah, Taufik dan A.C. van der Leeden, 1986. Durkheim dan Pengantar Sosiologi
Moralitas, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Foster, George M.1967."Introduction: What is a Peasant" Diedit oleh Jack M. Potter
dalam Peasant Society: A Reader, Boston: Litlle, Brown and Companny.
Karsidi, Ravik, 1999. Kajian Keberhasilan Transformasi Pekerjaan dari Petani ke
Pengrajin Industri Kecil (Disertasi Doktor Institut Pertanian Bogor), tak diterbitkan.
Marzali, Amri, 1995. Masyarakat Pedesaan Indonesia, Universitas Indonesia, Makalah tak
diterbitkan
Saragih, Bungaran, 1998. Agribisnis Paradigma Baru Pembangunan Ekonomi Berbasis
Pertanian, Bogor: YMPI dan LSP IPB.
Scott,James.C.1993 (terjemahan).Perlawanan Kaum Tani.Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Syaifudian, Hetifah dan Erna Ernawati Chotim, 1994. Dimensi Starategis Pengembangan
Usaha Kecil: Subkontrak pada Industri Garmen Batik, Akatiga: Bandung.
Suparlan, Parsudi,1994. “Mempersiapkan Maysrakat Pedesaan Menuju Era Industrialisasi:
Dalam Pembangunan Yang Terpadu dan Berkesinambungan. Diedit P.Suparlan,
Jakarta: Balitbangsos Depsos RI.

Wolf, Eric R. 1966/1983. Petani, Suatu Tinjauan Antropologis terjemahan. Jakarta; YIIS.

 

Mengenai Saya

Foto saya
Jember, Jawa Timur, Indonesia
Silahkan Follow me..
Free Automatic BacklinkFree Automatic Backlink MAJLIS LINK: Do Follow BacklinkFree Plugboard Link Banner ButtonFree Promotion LinkFree Smart Automatic BacklinkMalaysia Free Backlink Services Top SEO Backlinks Best Backlink Blog Backlink Auto BacklinkHigh BacklinkWebsite Directory Free Automatic Backlink 1000 Backlinks Free 100K Backlinks Backlinks Center Free SEO Backlinks Instant Backlinks SEO Bookmarks Dofollow Backlinks Premium Backlinks Top SEO Backlinks
bisnis online

Pengikut

Total Tayangan Halaman